3 Sep 2018

MENGENAL SI PUTIH DI ANGKASA RAYA


Proses Terbentukanya Awan / Proses Terjadinya
Hujan


Bagi kamu yang sering bertanya-tanya kenapa awan dilangit tidak pernah habis ?. ini dia jawabannya. Awan terbentuk dan berproses menjadi awan dalam berbagai tahapan dan siklus daur air dan hujan. Proses terbentuknya awan adalah :
  1. Seluruh air yang berada diatas permukaan bumi. Baik air danau, sungai, laut, bahkan air yang ada didalam tubuh kita. Ketika terkena sinar panas matahari atuapaun udara panas yang membuat air tersebut menguap dan terbang keatas atmosfer.
  2. Saat telah mencapai lapisan atmosfer yang memiliki suhu yang lebih rendah dari suhu normal. Maka, uap air tersebut mulai melakukan pengembunan dan menjadi titik-titik air yang bergabung menjadi satu dalam keadaan setengah menguap. Sekumpulan titik air dan uap air inilah yang disebut sebagai awan.
  3. Sekumpulan awan uap air yang bergabung menjadi awan ini. Kemudian, bergabung dengan sekumpulan awan lainnya yang membuat dan menimbulkan massa awan yang semakin bertambah berat.
  4. Dikarenakan massa awan tersebut semakin berat. Maka, awan yang ada turun mendekati atmosfer bumi yang paling bawah akibat adanya gaya gravitasi. Hal tersebut kemudian membuat terjadianya penurunan suhu dan temperatur disekitar wilayah yang ditutupi oleh awan akibat menghalangi cahaya dan udara panas yang ditimbulkan oleh matahari.
  5. Dengan demikian, uap air yang telah menjadi air tersebut tidak dapat tertampung lagi dan turun ke bumi dan ini lah yang kita sebut proses terjadinya hujan.
  6. Setelah melepas air yang telah jatuh ke bumi akibat proses terjadinya hujan. Maka, udar disekitar tempat tersebut kembali memanas. Hal ini menyebabkan air yang ada disekitar tempat tersebut kebali menguap dan naik ke atas atmosfer yang lebih dingin lagin untuk kembali membentuk awan.

Jenis Jenis Awan


A. Awan Cumulus
Awan cummulus merupakan jenis jenis awan pertama yang sering kita lihat dilangit yang cerah tanpa adanya mendung dari awan gelap. Awan ini berbentuk seperti gumpalan kapas yang menghampar secara horizontal dan tampak seperti permen kapas yangmenampilkan pemandangan yang indah dan menawan.
B. Awan Stratus
Awan stratus merupakan awan tipe kedua yang mengudara dilangi bumi. dengan bentuknya yang sepert karet dikarenaka menghampar ke segala penjuru dengan memiliki bentuk yang hampir sama satu sama lain. Dengan awan ini terkadang cuaca terasa leboh sejuk dikarenakan menutup pancaran sinar matahari langusng ke permukaan bumi.
C. Awan Sirrus
Apakah kamu pernah memperhatikan bulu ayam atau mungkin pasir panti yang teang di dasar air. Kalau iya begitulah bentuk dari awan Sirrus.
Awan sirrus merupakan jenis jenis awan yang tenang, diam. Namun, memiliki serat antara satu bagian dengan bagiaan lainnya. Dengan masssa yang banyak tetapi meiliki volume yang sedikit membuat awan sirrus merupakan jenis awan yang tidak berpotensi mendatangkan hujan. 
M. FAUZAN. A. DARUSMAN

3 Feb 2017

Tower Set

TOWER SET
(COMMUNICATION AIR TO GROUND)

1.     Teori Umum

Sistem komunikasi saat ini masih menggunakan komunikasi data suara. Sistem ini memiliki kendala karena beberapa kru darat tidak menghubungi pesawat yang terpisah oleh faktor geografis, misalnya bukit , gunung, dan lain - lainnya. Dengan menggunakan teknologi satelit yang baru, komunikasi pesawat dengan kru di darat dan sebaliknya dapat terjadi karena tidak terkendala dengan masalah geografis. Dalam dunia penerbangan, ada dua cara komunikasi yang dilakukan, yaitu komunikasi secara ground to ground dan air to ground.

Instruman Landing Sytem 2

PRINSIP SISTEM ILS

1.1.   UMUM
ILS singkatan dari Instrument Landing System adalah alat bantu navigasi yang memberi informasi kepada penerbang untuk pendekatan menuju ke landasan.
ILS dimaksud untuk memudahkan penerbang mengadakan pendekatan ke landasan terutama pada waktu cuaca kurang baik dan visibility yang terbatas. Karena itu ILS dapat meningkatkan banyaknya pendaratan dari suatu bandara pada segala cuaca.

1.2.      PENJELASAN ILS
Supaya aman melakukan proses pendekatan atau pendaratan ke landasan adalah perlu memberikan informasi yang tepat untuk posisi/jarak pesawat terhadap threshold landasan, posisi terbang di sumbu/as (center line) landasan dan sudut pendaratan.
3 (tiga) komponen informasi dari sistem ILS.
a.   Pemancar Localizer sebagai pemandu kekanan/kekiri dari as landasan.
b.   Pemancar Glide Slope sebagai  pemandu sudut pendaratan pada sumbu landasan.
c. Marker Beacon (Inner, Middle dan Outer Marker Beacon) yang terletak pada jarak tertentu dari threshold sebagai pemandu jarak horizontal terhadap threshold landasan.

Instrumen Landing System

            INSTRUMEN LANDING SYSTEM (ILS)

           Instrument Landing System (ILS) adalah alat bantu standar non visual yang digunakan untuk membantu Pilot dalam melakukan pendaratan pesawat. ILS memberikan informasi yang cukup akurat sehingga Pilot dapat melakukan pendaratan dalam segala kondisi cuaca. Hal ini sangat membantu bandara dalam melakukan aktivitasnya, sehingga lalu lintas udara dapat berjalan dengan lancar.
      ILS pada dasarnya dirancang untuk mengatasi keadaan cuaca yang buruk pada saat melakukan pendaratan. ILS dioperasikan beserta perangkat pendukung navigasi yang lain seperti DME, DVOR, NDB, dan Compass Locator.

Tiga informasi yang dibutuhkan Pilot untuk melakukan fase pendaratan antara lain:
1.      Kelurusan pesawat dengan garis tengah runway.
2.      Sudut luncur pesawat.
3.      Jarak pesawat dengan runway.


Ketiga informasi di atas dapat dipenuhi oleh ILS.
ILS terdiri dari 3 peralatan yang berbeda, yaitu :
1.      Localizer, yaitu transmitter yang memberikan informasi mengenai kelurusan pesawat dengan runway.
2.      Glide Slope, yaitu transmitter yang memberikan informasi mengenai sudut datang pesawat.
3.      Marker Beacon, yaitu yang menginforrmasikan jarak pesawat terhadap runway.